Pada malam yang penuh makna, Selasa tanggal 16 Juli 2024, Area Pesarean Gunung Kawi di Kabupaten Malang menjadi saksi perhelatan budaya yang mempertemukan tradisi dan modernitas. Dandim Kepanjen Kodim 0818/Malang-Batu, Letkol Inf. Yuda Sancoyo, M. Han., bersama jajaran Forkopimda Malang turut menghadiri acara Pagelaran Wayang Kulit dalam rangka Haul Eyang RM. Iman Soedjono. Acara yang berlangsung dari pukul 20.12 hingga 22.51 WIB ini menarik perhatian sekitar 700 orang pengunjung.
Kehadiran Dandim Kepanjen dalam acara ini menunjukkan peran penting TNI dalam melestarikan budaya dan menjaga keharmonisan masyarakat. Sebagai pemimpin militer di wilayah Kabupaten Malang dan Kota Batu yang berdomisili di Kepanjen, Letkol Inf. Yuda Sancoyo memberikan dukungan penuh terhadap acara yang memadukan nilai-nilai spiritual dan kearifan lokal ini.
Pagelaran wayang kulit, yang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia, menjadi puncak acara malam itu. Ki Dalang Eko Saputro dari Kota Batu membawakan lakon Wahyu Makutoromo, sebuah cerita yang sarat akan pesan moral dan filosofi kehidupan. Pemilihan lakon ini tidak terlepas dari makna Haul Eyang RM. Iman Soedjono, yang dikenal sebagai tokoh spiritual yang berpengaruh di wilayah Gunung Kawi.
Dandim Kepanjen, bersama dengan Bupati Malang Drs. H.M. Sanusi, M.M., dan pejabat tinggi lainnya, menyaksikan rangkaian acara yang dimulai dengan penyambutan menggunakan kesenian daerah dan tembang Jawa. Hal ini menunjukkan bahwa Dandim Kepanjen tidak hanya fokus pada tugas-tugas militer, tetapi juga berperan aktif dalam mendukung pelestarian budaya lokal.
Dalam sambutannya, Bupati Malang menekankan pentingnya menjaga warisan budaya dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur. Kehadiran Dandim Kepanjen dalam acara ini semakin memperkuat pesan bahwa TNI, khususnya di wilayah Kepanjen, berkomitmen untuk menjaga keutuhan bangsa tidak hanya melalui tugas-tugas pertahanan, tetapi juga melalui pelestarian budaya.
Acara ini juga diwarnai dengan berbagai pertunjukan seni tradisional, seperti tari topeng, tari Bakalan, tari Gandrung, dan tari jaranan. Keragaman pertunjukan ini mencerminkan kekayaan budaya yang ada di wilayah Malang, dan Dandim Kepanjen turut menyaksikan setiap pertunjukan dengan penuh apresiasi.
Peran Dandim Kepanjen dalam acara ini tidak hanya sebatas kehadiran fisik. Sebagai bagian dari Forkopimda Malang, beliau turut berpartisipasi dalam prosesi-prosesi penting, termasuk penyerahan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Malang kepada Yayasan Ngesti Gondo. Hal ini menunjukkan bahwa TNI, melalui sosok Dandim, juga berperan dalam mendukung pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat.
Makna Haul Eyang RM. Iman Soedjono sendiri sangat dalam bagi masyarakat sekitar Gunung Kawi. Acara ini bukan sekadar peringatan wafatnya seorang tokoh, tetapi juga momen untuk merenungkan kembali ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang beliau wariskan. Dandim Kepanjen, dengan kehadirannya, turut menghormati tradisi ini dan menunjukkan bahwa TNI menghargai kearifan lokal yang hidup di tengah masyarakat.
Pagelaran wayang kulit yang menjadi puncak acara memiliki makna filosofis yang dalam. Lakon Wahyu Makutoromo yang dibawakan oleh Ki Dalang Eko Saputro mengandung pesan-pesan moral yang relevan dengan kehidupan masa kini. Kehadiran Dandim Kepanjen hingga akhir acara menunjukkan komitmen beliau untuk memahami dan menghayati nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kesenian wayang kulit.
Acara yang berlangsung hingga larut malam ini ditutup dengan prosesi gunungan, sebuah simbol kemakmuran dan kesejahteraan. Dandim Kepanjen, bersama dengan pejabat lainnya, turut menyaksikan prosesi ini, yang menandakan harapan akan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat Malang.
“Pelestarian budaya adalah tanggung jawab bersama, termasuk TNI. Kita menjaga negara tidak hanya dengan senjata, tapi juga dengan melestarikan warisan leluhur.”
Letkol Inf. Yuda Sancoyo, Dandim Kepanjen
Kehadiran Dandim Kepanjen dalam acara Pagelaran Wayang Kulit dan Haul Eyang RM. Iman Soedjono ini menegaskan bahwa TNI AD, khususnya di wilayah Kepanjen, tidak hanya bertugas menjaga keamanan fisik, tetapi juga turut serta dalam menjaga kelestarian budaya dan harmoni sosial. Dengan demikian, peran TNI menjadi semakin komprehensif dan relevan dalam konteks pembangunan bangsa yang menyeluruh.