Pada hari Kamis tanggal 18 Juli 2024 pukul 13.00 WIB, masyarakat Desa Bumiaji, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu mengadakan selamatan desa dengan menghidangkan Jenang Suro (Bubur Suro). Acara yang bertajuk “Mbubur Sengkolo Umbul Dungo” ini diselenggarakan di Area Balai Desa Bumiaji sebagai wujud pelestarian budaya Jawa dan menyambut tahun baru Islam.
Jenang Suro (Bubur Suro) merupakan hidangan khas yang identik dengan perayaan tahun baru Islam di kalangan masyarakat Jawa. Tradisi menyajikan makanan ini telah menjadi kegiatan rutin bagi warga Bumiaji menjelang datangnya tanggal 10 Suro dalam penanggalan Jawa.
Acara selamatan Jenang Suro (Bubur Suro) di Desa Bumiaji dihadiri oleh berbagai pejabat dan tokoh masyarakat. Di antaranya hadir Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Drs. Arief As Siddiq, M.H., Kepala Desa Bumiaji, Edy Suyanto, serta perwakilan dari Koramil dan Polsek setempat. Batituud Koramil 0818/33 Bumiaji, Pelda Abdul Kadir, dan Babinsa Bumiaji, Sertu Makroji, juga turut hadir dalam acara ini. Selain itu, para Kepala Dusun, Ketua RT, Ketua RW, dan para sesepuh desa juga turut meramaikan acara ini bersama warga Desa Bumiaji.
Rangkaian acara selamatan dimulai dengan pembukaan, dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Panitia dan Kepala Desa Bumiaji. Puncak acara ditandai dengan pemukulan gong sebagai tanda dimulainya ritual njenang suro atau membuat Bubur Suro.
Makna di balik tradisi Jenang Suro (Bubur Suro) ini sangatlah dalam. Bagi masyarakat Jawa, khususnya warga Bumiaji, hidangan ini melambangkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penyajian jenang dalam acara “Mbubur Sengkolo Umbul Dungo” juga dipercaya dapat mengusir segala marabahaya dan membawa keberkahan di tahun yang baru.
Dalam tradisi ini, Jenang Suro (Bubur Suro) biasanya disajikan dengan beberapa hidangan pendamping. Opor ayam, sambal goreng tujuh jenis kacang, telur ayam kampung, dan serundeng kelapa menjadi pelengkap yang tak terpisahkan dari sajian utama . Kombinasi hidangan ini tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memiliki makna filosofis tersendiri dalam budaya Jawa.
Pelestarian tradisi di Desa Bumiaji menunjukkan komitmen masyarakat dalam menjaga warisan budaya leluhur. Kegiatan ini juga menjadi daya tarik wisata budaya yang unik bagi Kota Batu, memperkaya khazanah pariwisata daerah yang selama ini lebih dikenal dengan wisata alamnya.
Dengan digelarnya acara budaya selamatan ini, masyarakat Desa Bumiaji tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga mempererat tali persaudaraan antar warga. Momentum ini menjadi ajang silaturahmi dan berbagi kebahagiaan dalam menyambut tahun baru Islam.
“Jenang Suro (Bubur Suro) bukan sekadar hidangan, melainkan simbol rasa syukur dan harapan masyarakat Bumiaji dalam menyambut tahun baru Islam.”
Babinsa Bumiaji Sertu Makroji
Tradisi Jenang Suro (Bubur Suro) di Desa Bumiaji merupakan cerminan kearifan lokal yang patut diapresiasi. Dengan terus menjaga dan mewariskan tradisi ini kepada generasi muda, diharapkan nilai-nilai luhur budaya Jawa akan tetap lestari di tengah arus modernisasi.
Kehadiran pejabat daerah dalam acara selamatan ini juga menunjukkan dukungan pemerintah terhadap pelestarian budaya lokal. Hal ini diharapkan dapat mendorong semakin banyak upaya pelestarian tradisi serupa di daerah-daerah lain di Indonesia.
Peranan Koramil 0818/33 Bumiaji dalam mendukung pelestarian budaya lokal patut diapresiasi. Kehadiran perwakilan Koramil dalam acara Tradisi ini menunjukkan bahwa TNI AD tidak hanya berperan dalam menjaga keamanan, tetapi juga aktif dalam melestarikan tradisi dan budaya masyarakat setempat. Dukungan ini diharapkan dapat memperkuat ikatan antara TNI dan masyarakat, serta membantu memastikan kelestarian tradisi Jenang Suro (Bubur Suro) untuk generasi mendatang.
TNI.. dari Rakyat oleh Rakyat dan untuk Rakyat
Hidup Bapak TNI
Terimakasih Bapak Babinsa
Babinsa selalu ada di tengah-tengah Warga Masyarakat desa binaannya.
Pak Babinsa pengabdian tulus ikhlas untuk rakyat 👍